Saturday, January 10, 2009

Persiapan Penanaman Kelapa Sawit

Peninjauan Lapangan dan Batas

Kegiatan Land Clearing (Perun) pada rencana pembukaan Kebun Kelapa Sawit harus mempertimbangkan konservasi tanah, air dan tingkat kesuburan tanah, dan semua ini akan mempengaruhi pencapaian pertumbuhan tanaman kelapa sawit yang baik dan produktifitas yang tinggi.

Areal Darat

Areal darat dapat dibagi berdasarkan tingkat kemiringan lahan untuk penentuan konservasi.

Tabel klasifikasi kemiringan dan keperluan terracing

Kemiringan

Keterangan

< 5 derajat

Ditanam dengan jarak standard, tidak perlu teras dan tapak kuda

5 - 8 derajat

Teras koservasi lebar minimal 2 Meter, dengan interval 35 - 50 Meter

9 - 12 derajat

Lebar teras 4 - 4,5 Meter

13 - 20 derajat

Lebar teras minimal 3 Meter, bergantung kondisi tanah dan kedalaman tanah

> 30 derajat

Tidak direkomendasikan untuk ditanam

Keterangan :

  1. Kepastian kemiringan lahan sebaiknya diukur terlebih dahulu dengan menggunakan abney level atau clinometer.
  2. Backdrop untuk lebar teras < 5 Meter adalah 0,6 Meter.
  3. Untuk areal teras, buat jalan terlebih dahulu sebelum pembuatan teras.

Areal Gambut

Untuk masa sekarang, areal gambut menjadi pilihan yang ada, karena areal darat kebanyakan sudah habis tertanam, dan berikut tabel areal gambut berdasarkan kedalamannya

Klasifikasi Gambut

Kedalaman

Dangkal

< 1 Meter

Sedang

> 1 - 3 Meter

Dalam

> 3 Meter, tidak direkomendasikan untuk ditanam

Drainase

Kebutuhan drainase bergantung pada topografi dan jenis tanah. Daerah yang bergelombang memerlukan sedikit drainase, sedangkan daerah rendahan dan daerah bertekstur liat dekat sungai membutuhkan drainase yang lebih banyak.

Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan drainase adalah menentukan lokasi outlet dari areal dan meluruskan parit alam sehingga aliran air akan mengikuti kemiringan areal.

Dalam membuat perencanaan sistem drainase, harus dipertimbangkan agar areal gambut tidak mengalami overdrain yang dapat mengakibatkan lapisan gambut menyusut dengan cepat dan lapisan atas mengalami pengeringan yang berlebihan yang tidak dapat dikembalikan (irreversible).

Pada areal dengan lapisan pyrit, harus diketahui kedalamannya supaya senantiasa berada dibawah level air yang perlu dipertahankan yakni 60 - 70 Cm di bawah permukaan tanah untuk menghindari pyrit teroxidasi menjadi sulfat masam dan meningkatkan kemasaman tanah.

Untuk kedua areal, sistem drainase dan water management (pengelolaan air) adalah prioritas utama, bila melakukan usaha kebun kelapa sawit di antara areal tersebut.

Jenis dan Ukuran Parit

Tabel Jenis Parit

Jenis Parit

Keterangan

Outlet drain Parit yang mengumpulkan air dari main drain dan mengalirkannya ke sungai
Main drain Parit yang mengumpulkan air dari collection drain
Collection drain Parit yang engumpulkan air dari field drain
Field drain Parit yang mengalirkan air dari dalam blok ke colletion drain

 

Berikut diterangkan Ukuran dari Parit tersebut di atas:

Jenis parit Lebar atas Lebar bawah Kedalaman
Main drain 4 Meter 3 Meter 4 Meter
Collection drain 3 Meter 2,5 Meter 3 Meter
Field drain 1 Meter 0,75 Meter 1 Meter

Untuk tanah gambut dan areal rendahan field drain dibuat 1 : 16, 1 : 8, 1 : 4,   1 : 2 jalur tanam, dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

Perawatan Parit

Pencucian parit di areal mineral disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan pencucian parit dari endapan di areal gambut dilakukan dengan ketentuan :

  1. Tahun pertama field drain dicuci 50%, dipilih bergantian sesuai dengan kondisi parit tersebut.
  2. Tahun kedua field drain dicuci sisanya
  3. Tahun ketiga, main drain dan collection drain yang dicuci.

Pembersihan tumbuhan pengganggu di parit areal gambut dilakukan 2 kali setahun, kecuali yang digunakan untuk transportasi dilakukan 3 kali setahun.

[+/-] Selengkapnya...

Friday, January 09, 2009

Perencanaan Usaha Perkebunan Sawit

Sebelum dilaksanakannya usaha perkebunan, sangat diharuskan membuat suatu perencanaan yang matang terlebih dahulu, mengingat modal yang akan dikelola sangat besar, serta merupakan investasi jangka panjang ( lebih dari 5 tahun).

Beberapa hal yang perlu direncanakan dan dipastikan dari pemilik modal, sbb:

  1. Nilai Investasi (modal) yang akan digunakan,
  2. Luasan Areal yang akan dikelola menjadi kebun kelapa sawit.
  3. Ketersediaan pabrik pengolahan kelapa sawit (untuk yang tidak berencana mendirikan pabrik), karena kita menanam untuk dijual buahnya.
  4. Sumber tenaga kerja sebagai pelaksana di lapangan
  5. Lokasi tempat mendirikan kebun sawit
  6. Dan yang paling penting, keabsahan kepemilikan tanah yang akan kita tanami.

Setelah perencanaan diatas selesai, untuk teknis pelaksanaan pembangunan kebun, juga diperlukan rencana-rencana berikut :

  1. Lokasi Kantor (untuk perusahaan skala menengah dan besar)
  2. Lokasi Pembibitan (harus mendukung dari sisi sumber daya alamnya)
  3. Lokasi Akses Jalan Utama
  4. Lokasi PKS
  5. Penentuan Populasi pokok per ha, berdasarkan kelas tanah dan tingkat kesuburan areal.
  6. Jenis bibit yang akan ditanam.
  7. Penentuan waktu memulai investasi, melaksanakan pembibitan, dan melakukan penanaman di lapangan.

Jenis Bibit

Jenis bibitan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh oleh petani/perusahaan itu sendiri, dan bila menggunakan bibit unggul, maka hasil yang akan diperoleh bila perawatannya memadai maka akan sangat unggul pula.

Beberapa Jenis Bibit Unggul yang beredar di Indonesia :

  1. Bibit Topaz, diproduksi oleh Asian Agri
  2. Bibit Socfindo
  3. Bibit Marihat / PPKS
  4. Bibit Costarica
  5. Bibit dari Lonsum Medan
  6. Bibit Dami Mas
  7. dll

Sementara beberapa petani yang pernah kami temui, juga berani menggunakan bibit olahan sendiri, dimana hasil yang akan diperoleh juga untung-untungan, dan pastinya tidak dapat mengimbangi hasil menggunakan bibit unggul tersebut. Khusus mengenai jenis bibit ini, saya akan ulas pada postingan khusus lagi yang akan datang.

Note : Hati-hati dengan bibit palsu, karena sangat banyak beredar dimasyarakat, mengingat harga bibit aslinya sangat mahal dan susah untuk didapatkannya, karena bibit palsu mayoritas jenisnya dura, sementara yang baik untuk kebun adalah jenis tenera.

Kerapatan Tanam

A. Untuk Areal Datar

Kerapatan tanaman (pkk/ha)

Jarak tanam antar pohon (segitga sama sisi)

Jarak Tegak lurus antar baris

128 9,5 Meter 8,23 Meter
130 9,4 Meter 8,14 Meter
136 9,2 Meter 7,97 Meter
148 8,8 Meter 7,62 Meter
160 8,5 Meter 7,36 Meter

B. Untuk Areal Berbukit

Pada penanaman areal berbukit, jarak tanam antara pohon dalam kontur ditentukan berdasarkan jarak antara kontur diatas dan dibawahnya. Jarak Tanam diatur sedemikian rupa sehingga dicapai tingakat kerapatan tanaman yang diinginkan dan cocok dengan iklim sekarang.

Kebutuhan Kecambah

kerapatan tanaman per ha kebutuhan kecambah per ha
128 - 130 205
136 215
148 235
160 250
Permintaan Kecambah Kelapa Sawit harus disesuaikan dengan kerapatan tanaman, estimasi afkirsebanyak 30% dan ditambah kebutuhan bibit untuk penyisipan minimal sebanyak 10 %dari total kebutuhan bibit.

[+/-] Selengkapnya...